September 29, 2010

Lee Woon-Jae: Kiper Muslim dari Negeri Ginseng

Nama Lee Woon-Jae mungkin terdengar asing di telinga kita. Tapi, tidak demikian bagi Penggemar sepakbola di Asia, terutama di negara asalnya Korea Selatan (Korsel). Lee merupakan penjaga gawang kesebelasan nasional Korsel yang pernah mengikuti beberapa kali Piala Dunia. Terakhir, dia ikut membela negaranya pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Sebelumnya, Lee pernah mengikuti Piala Dunia 1994, 2002 dan 2006. Pria kelahiran Cheongju, Chungbuk, Korea Selatan tanggal 26 April 1973 ini memang selalu dipercaya menjadi kiper nomor satu di timnas Korsel.

Karir internasional Lee dimulai ketika ia dipercaya untuk memperkuat tim nasional Korsel pada ajang Olympiade 1992 di Barcelona. Karirnya makin meroket ketika dia berhasil mementahkan tendangan penalti pemain sayap Spanyol, Joaquin, di perempat final Piala Dunia 2002. Tendangan tersebut merupakan tendangan pinalti keempat Spanyol.

Keberhasilan Lee menahan bola yang dilayangkan Joaquin ini membuat Korea Selatan lolos ke semifinal, untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola mereka. Kala itu, Korsel mengalahkan La Furia Roja 5-3 dalam drama adu pinalti, Namun, langkah tim nasional Korsel berhasil dihadang oleh Jerman di babak semifinal dengan skor 0-1.

Terpikat Islam

Namun tidak banyak yang tahu jika sosok kiper senior tim nasional Korsel yang mendapat julukan 'Si Tangan Laba-Laba' ini adalah seorang Muslim. Ya, dalam skuad tim negeri ginseng yang berlaga dalam Piala Dunia 2010 yang baru saja berakhir, Lee boleh dibilang satu-satunya pemain sepakbola Muslim.

Perihal keislaman Lee ini memang belum diketahui banyak pihak. Maklum, di Korsel mayoritas penduduknya beragama Buddha dan Kristen. Jadi, tak mengherankan, jika sosok Lee sebagai Muslim jarang diekspos. Meskipun begitu, di kalangan muslim pencinta sepakbola, Lee lumayan dikenal. Lee adalah seorang mualaf sejak tahun 2004. Jadi, ketika dia menyandang predikat Muslim sebagai pemain Korsel di Piala Dunia adalah sejak Piala Dunia 2006 di Jerman.

Perkenalan Lee dengan Islam terjadi di tahun 2004 silam. Sebelum memeluk Islam, Lee adalah penganut Kristen yang terbilang taat. Namun, perkembangan Islam yang cukup pesat di negaranya membuat dia  tertarik dengan ajaran Islam. Lee pun akhirnya memutuskan menjadi Muslim. Dan, sejak saat itu ia taat menjalankan shalat dan puasa.

Saat Ramadhan tiba, Lee tetap berpuasa meski kompetisi sepakbola tengah berlangsung. Setiap harinya, Lee pun seperti biasa menjalankan shalat lima waktu dan sesekali ke masjid kalau pulang latihan atau menuju rumahnya. Lelaki berusia 37 tahun ini menikmati hari-harinya dengan tenang meskipun orang-orang di lingkungan sekitarnya kebanyakan non-Muslim.

Lee pun merasakan tolerasi beragama di tim nasional Korea Selatan dan di klubnya sehingga dia tidak merasa rikuh dengan predikat Muslim yang disandangnya.

Pensiun

Sepanjang karirnya, Lee tercatat sudah mengikuti empat Piala Dunia, dan ini membuat namanya masuk dalam dafrtar salah satu dari tujuh pemain Asia yang pernah bermain di empat Piala Dunia yang berbeda. Namun, pada ajang Piala Dunia 2010 lalu ia hanya menjadi pemain cadangan. Pelatih kepala Korsel Huh Jung-moo lebih memercayakan posisi kiper nomor satu kepada Jung Sung-ryong.

Posisinya yang hanya menjadi pemanas bangku cadangan selama Piala Dunia 2010 lalu ini agaknya yang membuat Lee akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain nasional. Pertandingan persahabatan melawan Nigeria pada 11 Agustus 2010 lalu dengan kemenangan 2-1 menjadi penampilan Lee yang terakhir di tim nasional Korea Selatan. Lee telah menjadi bagian dari skuad Ksatria Taeguk dalam 130 pertandingan sejak 1994.

September 07, 2010

Jam Gempa & Klenik Nomor Ayat Al-Quran

Ternyata penomoran surat dan ayat di Al-Quran bukan ditetapkan langsung dari langit. Penomoran itu dilakukan oleh manusia, sebagaimana perbedaan penulisan teks Al-Quran di sekian banyak mushaf yang pasti berbeda jumlah halamannya. Lafadz Al-Quran itu memang dari Allah, tetapi penomoran surat dan ayat hanya buatan manusia, meski tetap berdasarkan petunjuk dari Rasulullah SAW. Tetapi penomoran itu tidak baku, sangat mungkin berbeda dan bervariasi.

Sebuah SMS masuk ke P1i SonyEricsson saya. Entah siapa yang mengirim, saya tidak tahu karena namanya tidak tercatat di phonebook. Tapi isi SMS itu menarik untuk direnungkan. Orang di seberang sana bertanya, bolehkah mempercayai SMS dan kabar yang beredar bahwa ternyata ada kesesuaian antara waktu terjadinya gempa di Padang dan Jambi dengan nomor ayat di Al-Quran.

SMS yang banyak beredar menyebutkan bahwa gempa Padang terjadi pada jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Konon angka-angka itu kalau dicocokkan dengan nomor surat dan ayat Al-Quran ternyata terkait dengan bencana. Lalu ramailah pembicaraan seolah-olah Al-Quran menyimpan informasi tentang gempa bumi dan data jam kejadiannya.

Contoh Pertama :

Gempa di Padang terjadi jam 17.16. Kalau kita buka Al-Quran pada surat yang ke-17 ayat ke-16, kita akan dapati terjemahannya sbb):

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Oleh banyak orang, ayat yang bercerita tentang penghancuran suatu negeri ini ada kaitannya dengan gempa di Padang, karena nomor ayat dan suratnya cocok dengan jam kejadiannya, yaitu jam 17:16.

Contoh Kedua :

Gempa susulan di Padang terjadi pada jam 17.58. Kalau kita buka surat ke-17, Al Israa’ ayat 58, kita akan menemukan terjemahanannya sbb :

“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

Wah, kok kayak kebetulan ya, kok ngepas sekali ayat itu dengan jam kejadian gempa susulan?, kira-kira begitu kita diajak berpikir. Apalagi masih ditambah dengan info yang berikutnya :

Contoh Ketiga

Gempa di Jambi hari berikutnya terjaid pada pukul 8.52. Surat ke-8 itu adalah Surat Al Anfaa. Kalau kita buka ayat nomor 52, terjemahannya sbb :

“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”


Jawaban

Saat menerima SMS itu saya tidak langsung menjawab, sebab memang dalam posisi yang tidak siap untuk menjawab, apalagi hanya pakai SMS. Tapi kemarin ketika meyampaikan ceramah di Majelis Taklim Telkomsel Gatot Subroto, ada pertanyaan serupa yang membuat saya tidak bisa mengelak untuk menjawab.

Jawaban saya adalah bahwa intinya hal itu tidak benar. Sangat tidak benar bahkan. Kenapa? Ada banyak ketidak-sesuaian dan ketidak-sambungan logika kalau mau dipaksa-paksakan.

Pertama : Al-Quran Tidak Mengenal Jam

Sistem penghitungan waktu yang dikenal Al-Quran hanya penghitungan hari, bulan dan tahun. Adapun sistem penghitungan waktu dengan jam yang kita gunakan saat ini, hanya buatan manusia. Berlakunya hanya berlaku di zaman kita ini saja.

Pada saat Al-Quran diturunkan 14 abad yang lalu, manusia belum mengenal pembagian waktu yang sehari 24 jam. Di satu sisi, Al-Quran adalah kitab yang abadi, sementara penggunaan sistem waktu dan jam akan selalu berubah. Bagaimana mungkin Al-Quran menyimpan pesan yang hanya dikhususkan untuk satu zaman saja?

Di masa mendatang boleh jadi kita akan meninggalkan sistem penghitugan jam yang sekarang ini dengan sitem yang lain. Kalau sehari sekarang ini kita hitung menjadi 24 jam, boleh jadi kapan-kapan kita buat menjadi 100 jam dengan ukuran sama yaitu sehari semalam.

Atau boleh jadi kita akan menggunakan sistem jam bintang (baca:stardate) seperti yang diperkenalkan dalam serial film StarTrek. Kalau pakai stardate, gempa di Padang yang jam 17:16 itu adalah -313252.8234398783. Masih minus karena stardate baru akan dimulai pada 1 Januari tahun 2323.

Lalu siapa yang menetapkan bahwa satu hari terdiri dari 24 jam, 1 jam terdiri dari 60 menit, dan 1 menit terdiri dari 60 detik? Yang pasti ketentuan itu tidak datang dari langit sebagai wahyu. Konon besaran itu diambil dari peradaban Babylonia yang mengenal sistem penghitungan sexagesimal yang berbasis angka (60). Sedangkan istilah `jam` konon sudah digunakan oleh peradaban Mesir kuno sebagai 1/24 dari mean matahari.

Yang jadi pertanyaan, apakah Al-Quran mengakui hitungan-hitungan itu lalu menyelipkan informasi di sela-sela nomor ayat? Kok jadi mirip film X-files?

Kedua : Jam Kita Adalah Jam Politis

Selain Al-Quran tidak mengenal penghitungan waktu dengan jam, pada dasarnya sistem jam yang kita gunakan ini bersifat politis. Gempa di Padang itu hanya dianggap terjadi pada jam 17:16 kalau menurut hitungan waktu Indonesia Bagian Barat. Karena Padang itu terdapat di wilayah NKRI.

Tapi seandainya -ini hanya seandainya- kota Padang itu bukan bagian dari Negara Indonesia, tentu gempa tidak terjadi pada jam 17:16, tetapi bisa saja malah jam 18:16 atau jam 16:16. Semua tergantung kebijakan pemerintahannya.

Kok gitu?

Ya memang begitu. Mari kita buat pengandaian. Seandainya kota Padang itu bagian dari Singapura, maka kejadian gempa itu pastinya bukan jam 17:16, tetapi jam 18:16. Sebab meski letaknya lebih di Barat dari Jakarta, tapi secara kebijakan Pemerintah Singapura menetapkan jam mereka lebih dulu dari Indonesia. Kalau Jakarta atau WIB itu GMT+7, ternyata Singapura malah GMT+8.

Padahal posisi Singapura lebih ke Barat dibandingkan Jakarta. Seharusnya Jakarta lebih dulu dari Singapura. Tapi sekali lagi karena ini hanya urusan politis dua negara yang beda pemerintahan, maka akhirnya Singapura yang lebih dekat ke kota Padang malah punya jam yang lebih dulu dari jam Jakarta.

Jadi angka 17:16 yang katanya merupakan surat ke-17 ayat ke-16, kalau dikait-kaitkan dengan jam kejadian gempa Padang, tentu 100% dusta, hanyalah ilusi, hayal, dan tidak tepat. Kenapa? Karena penetapan hitungan jam itu bersifat nisbi.

Salah satu bukti bahwa penetapan jam itu semata-mata politis adalah kalau kita berada di negeri sub-tropis. Setiap ganti musim baik dari musim panas ke musim dingin atau sebaliknya, pemerintah punya kebijakan untuk mengubah atau melompat jam secara massal. Yang tadinya jam 07.00 pagi, secara massal di bawah perintah penguasa, rakyat diminta mengubah jamnya jadi jam 08.00. Heboh kan?

Konon sejarah gonta-ganti jam ini belum lama. Awalnya dimulai pada saat krisis minyak pada tahun 1970-an. Waktu krisis minyak tersebut, harga minyak menjadi berlipat ganda dan minyak pun menjadi barang langka. Berhubung minyak diperlukan untuk seluruh industri dan berbagai keperluan sehari-hari lainnya, pemerintah Swiss (dan beberapa negara Eropa lainnya, kalau nggak salah) memutuskan memajukan satu jam.

Dengan cara itu berarti negara ini menghemat satu jam pemakaian minyak, lantaran satu jam dianggap hilang. Jadi kalau ditetapkan pada tanggal sekian waktu dimajukan satu jam pada jam 12 malam, pada waktu jam menunjukkan 24.00, semua jam dimajukan menjadi jam 01.00. Ini artinya waktu antara 24.00-01.00 tidak eksis alias hilang.

Tapi kemudian `hilang`-nya waktu ini pun diganti pada waktu pergantian jam di musim dingin, dengan diundurnya waktu selama satu jam. Artinya kalau tanggal X harus ganti waktu musim dingin pada jam 12 malam, sewaktu jam menunjukkan pukul 24.00, seluruh jam diundur menjadi 23.00. Artinya waktu 23.00-24.00 berulang dua kali, dua jam. Impas kan. Ribet ya?

Tapi intinya saya cuma mau bilang bahwa penghitungan jam itu sangat nisbi dan sangat politis. Tidak layak Al-Quran memberi informasi berdasark kebijakan politis sebuah pemerintahan.

Ketiga : Sistem Penomoran Ayat Quran Cuma Ijtihad Manusia

Lafadz Al-Quran memang dari Allah SWT yang sampai kepada kita sepanjang 14 abad dengan proses periwayatan yang mutawatir. Tetapi urusan penomoran ayat-ayatnya ternyata tidak merupakan ketetapan dari Allah SWT.

Karena itulah kita menemukan para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah total ayat Al-Quran. Ternyata jumlahnya yang konon 6.666 ayat itu malah tidak ada rujukannya. Cobalah iseng-iseng ambil kalkulator lalu jumlahkan semua ayat yang ada di 114 surat, hasilnya pasti bukan 6.666.

Lho kok?

Nah, biar mudahnya silahkan baca tulisan saya sebelumnya tentang perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang jumlah total ayat Al-quran, silahkan klik di link ini.

Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Al-Quran. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada mushfah yang tipis dan sedikit mengandung halaman, tapi juga ada mushfah yang tebal dan mengandung banyak halaman.

Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (lay out) halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Al-Quran itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu.

Lalu apa kaitannya dengan tema yang kita sedang bahas?

Kaitannya adalah bahwa nomor ayat itu juga bersifat nisbi. Kalau angka jam digital menyebutkan 17:16, lalu dianggap itu merupakan kode isyarat nomor surat dan ayat di Al-Quran, maka nomor itu mau menggunakan versi yang mana?

Kalau pakai mushaf yang umumnya kita pakai memang barangkali ada kebetulannya untuk cocok, tetapi kita harus ingat bahwa ada berjuta jenis dan versi mushaf di dunia ini, dimana nomor surat dan ayat 17:16 belum tentu terkait dengan musibah gempa.

Keempat : Al-Quran Bukan Buku BMG

Al-Quran sejak awal diturunkan tidak pernah disebutkan mengandung informasi dunia teknologi. Apalagi hanya dikaitkan dengan nomor-nomor surat atau nomor-nomor ayat di dalamnya. Nomor-nomor itu 100% buatan manusia, sama sekali tidak datang dari Allah SWT. Jadi kalau dipercayai sebagai bagian dari wahyu, sungguh sebuah kekeliruan yang fatal.

Memang benar bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk, tetapi tentu saja bukan petunjuk yang terkait dengan hal-hal teknis. Kita tidak akan menemukan tatacara membangun gedung, membikin mobil, menangkap ikan, menanam padi di sawah, atau mengetahui kapan terjadi bencana alam. Jelas sekali Al-Quran tidak diturunkan untuk kebutuhan seperti itu.

Kalau Al-Quran diyakini sebagai buku referensi teknologi, berarti kita secara tidak langsung telah menuduh Nabi Muhammad SAW telah zalim atau tidak mengerti Al-Quran.

Kok gitu?

Ya, karena Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang sah ditugaskan untuk menjelaskan isi Al-Quran, bahkan disebutkan bahwa beliau adalah Al-Quran yang berjalan. Kalau di dalam Al-Quran itu ada info tentang kapan terjadi bencana alam, lalu Nabi SAW diam saja tidak bilang apa-apa, berarti Nabi SAW itu zalim, karena tidak memberikan peringatan dini. Itu kalau kita anggap Nabi SAW tahu semua isi Al-Quran.

Tapi kalau kita bilang bahwa Nabi SAW tidak tahu ada informasi seperti itu di dalam Al-Quran, maka kita juga telah menuduh yang salah kepada beliau. Masak ada info tentang gempa di dalam Al-Quran, Nabi SAW malah tidak tahu? Lalu buat apa jadi nabi? Nabi kok tidak tahu info dalam Al-Quran?

Lebih parah lagi, kenapa Allah SWT terkesan `menyembunyikan` info akan terjadi gempa di dalam Al-Quran? Apakah Al-Quran itu merupakan buku teka-teki? Apakah kita disuruh untuk bermain puzzle dengan nomor ayat Quran? Untuk itukah Quran diturunkan?

Betapa naifnya kalau memang begitu. Quran kitab yang agung itu ternyata tidak lebih hanya dijadikan buku teka-teki yang angka di dalamnya diotak-atik, mirip orang kecanduan judi buntut.

Astaghfirullahal-Adzhiem.

Oleh : Ahmad Sarwat, Lc

Sumber : http://www.ustsarwat.com/web/berita-42-jam-gempa--klenik-nomor-ayat-alquran.html 

Hukum Ramalan dalam Islam

Kalau ramalan cuaca yang sering kita lihat di TV, memang ilmiyah. Tapi kalau ramalan Mama Lauren dan orang sejenisnya, rasanya kok berlebihan kalau kita bilang ilmiyah, apalagi sampai dibilang bagian dari ilmu Psikologi segala.
Mungkin yang tepat bahwa fenomena seorang yang dianggap bisa melihat masa depan, memang pernah dijadikan salah satu kajian oleh para psikolog.
Tapi tidak bisa dikatakan bahwa ilmu meramal masa depan adalah cabang ilmu psikologi secara resmi. Para ahli Psikologi ketika kami konfirmasi tentang hal ini, mereka hanya menggelengkan kepala. ''Sejak kapan ilmu meramal masa depan jadi bagian ilmu Psikologi?", begitu bantah mereka.
Lepas dari apakah meramal itu bagian dari ilmu psikologi atau bukan, namun dalam pandangan aqidah Islam, tidak ada orang yang secara spesisik diberika ilmu tentang masa depan, kecuali nabi dan rasul. Itu pun kalau Allah SWT berkehendak saja.
Artinya tidak semua ilmu ghaib tentang masa depan diberian kepada semua nabi dan rasul. Buktinya, nabi Musa pun tidak tahu apa yang akan terjadi, hanya nabi Khidhir saja yang diberi ilmu seperti itu. Tentunya semua atas idzin Allah.

Hukum Ramalan dalam Islam

Meramal nasih tentu hukumnya haram bagi seorang muslim. Sebagaimana dalil hadits nabawi berikut ini.
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Barang siapa yang mendatangi tukang ramal lalu membenarkan apa yang dikatakannya maka ia telah kufur apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW.” (agama Islam). (HR Abu Daud, Bukhari, Ahmad dan Tirmidzy)
Bahkan Rasulullah SAW mengancam bahwa siapa yang mendatangi ahli ramal masa depan, shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.
Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal dan membenarkan apa yang dia katakan, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari.” (HR Muslim 4/1751)

Mendatangi Peramal = Kufur kepada Agama Islam 
 
Barangsiapa mendatangi Kahin (dukun), lalu membenarkan apa yang diucapkannya, niscaya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. (HR Abu Daud, at-Tirmidz Ibnu Majah, Ahmad dan ad-Darimi)

Sebab, di antara (ajaran) yang diturunkan kepada Nabi MuhammadSAW adalah bahwa hal-hal yang gaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah.

Allah berfirman:
Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah." (QS An-Naml 65)
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya selain Dia sendiri. (QS AI-An’am: 59)

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. (QS Jin: 26 - 27)
Bahkan Nabi Muhammad saw sendiri tidak mengetahui hal-hal ghaib kecuali yang diberitahukan Allah kepadanya melalui wahyu, karenanya Allah berfirman kepadanya:
Katakanlah, “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bag’i diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah, dan sekiranya aku men getahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS Al-A’raf: 188)

Begitu juga jin, yang oleh para tukang sihir dan dukun dimintai pertolongan, mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui hal-hal gaib. Al-Qur’an menceritakan bahwa jin-jin Nabi Sulaiman ‘alaihis-salam tidak mengetahui kematian beliau.

Maka tatkala ia (Sulaiman ‘alaihis-salam) tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka men getahui yang ghaib, tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS Saba’: 14).

Karena itu, membenarkan para dukun dan peramal -yang mengaku mengetahui hal yang gaib- adalah pengingkaran (kufur) terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan Allah.
Jika mendatangi dan membenarkan mereka demikian buruk kedudukannya dalam agama, maka bagaimana dengan para dukun dan peramalnya sendiri? Mereka telah melepaskan diri dan agama dan agama berlepas diri dan mereka, sebagaimana dalam hadits:
“Tidak termasuk golongan kami orang yang melakukan tathayyur atau minta di-tathayyur, atau menjadi dukun atau minta dibuatkan perdukunan untuknya, atau menyihir atau minta disihirkan untuknya.” (HR Al-Bazzar dengan isnad jayyid)

Fenomane Tukang Ramal Ramai-ramai Ganti Bendera

Tahu kalau mendatangi peramal diancam hukuman keras seperti itu, para tukang ramal ramai-ramai ganti bendera dan merek dagang. Mereka lalu cari-cari istilah yang kelihatan keren, ilmiyah, masuk akal, atau agak berbau sains.
Tujuannya sudah bisa ditebak, yaitu agar tidak dianggap dukun atau tukang ramal kampungan, padahal sih cuma ganti kemasan saja. Isinya ya itu itu juga. Kasihan juga tuh ilmu Psikologi, sampai dibawa-bawa oleh para tukang ramal, lalu dibilang ilmu meramal nasib adalah bagian dari ilmu Psikologi.
Jangan-jangan nanti ada Fakultas Psikologi jurusan ilmu teluh, ilmu sihir, ilmu santet, ilmu kanuragan. Wah, gimana nih teman-teman Psikologi?

Kok Ramalannya Benar?
Kalau tidak benar namanya bukan tukang ramal. Ramalan tentang akan terjadinya Tsunami di Aceh atau meninggalnya Pak Harto seperti yang anda sebutkan, memang bukan hal yang aneh.
Karena memang ada penjelasan dari mana syetan itu mendapatkan informasi tentang masa depan.

Hukum Wisata ke Bali

Menurut mufti Dr. Muhammad Al-Faqih, khabar bahwa ٌRasulullah SAW pernah melewati Laut Mati (the Death Sea) dalam perjalanan perang dan melarang umatnya mendekatinya karena merupakan negeri yang pernah dihancurkan atau diadzab Allah pada zaman dahulu, adalah khabar yang tidak shahih.
Dan kalau kita teliti dalam Sirah Nabawiyah, Rasulullah SAW tercatat hanya 3 kali saja seumur hidupnya datang ke negeri Syam. Pertama dan kedua, saat beliau belum diangkat menjadi Nabi, dimana beliau melakukan perjalanan niaga kesana, baik bersama pamannya atau pun bersama Maisarah bekerjasama dengan Khadijah sebagi pemilik modal. Ketiga, adalah saat peristiwa Isra' dan Mi'raj.

Dan meski beliau SAW ikut serta dalam perang Tabuk, dimana arahnya memang ke Syam, posisinya masih sangat jauh dari Laut Mati yang ada di Syam. Tabuk kini adalah kota yang masih dalam wilayah Kerajaan Saudi Arabia.
Selebihnya, tidak ada riwayat yang shahih yang menyebutkan bahwa beliau datang ke Syam yang disana terdapat Laut Mati. Dan tentunya, isyu adanya larangan beliau untuk tidak mendatangi Laut Mati karena merupakan arean adzab Allah pun tidak kuat dasarnya.
Intinya, tidak semua negeri yang pernah dihancurkan lantas berarti kita tidak boleh mengunjunginya hari ini.
Bukankah dahulu Firaun (Ramses II) pernah berkuasa dan menjadi penguasa lalim di Mesir, lalu Allah hancurkan dia dan bala tentaranya. Lantas, apakah haram hukumnya kita tinggal di Mesir, hanya karena Firaun pernah tinggal disana? Dan apakah kita haram melintasi Laut Merah karena dahulu Firaun dan balatentaranya mati tenggelam di Laut Merah.
Kaum Tsamud juga pernah dibinasakan Allah, padahal mereka pernah membangun peradaban besar. Salah satu peninggalan mereka adalah bukit yang diukir menjadi bangunan yang tinggi dan megah. Manusia di zaman sekarang ini pun belum tentu mampu membangunnya. Lalu kaum Tsamud dimusnahkan Allah. Lantas apakah kita diharamkan tinggal di negeri yang dulunya ada bangsa yang diadzab Allah?
Lalu bagaimana dengan banjir di zaman Nabi Nuh? Bukankah banjir itu konon menenggelamkan sekian banyak wilayah di bumi. Apakah kita diharamkan tinggal di negeri yang pernah ada banjir Nabi Nuh?
Tentu jawaban dari semua itu adalah : TIDAK.

Nabi Menghancurkan Berhala
Raslullah SAW memang pernah menghancurkan patung dan berhala yang ada di sekitar Ka'bah. Ini kisah yang benar dan tidak bisa dipungkiri.
Namun peristiwa ini terjadi setelah Rasullah SAW berdakwah selama 13 tahun di Mekkah. Beliau setiap hari shalat di depan ka'bah, ditemani 360-an berhala. Sepanjang 13 tahun itu beliau sama sekali tidak pernah diriwayatkan menghancurkan berhala di depan Ka'bah.
Penghancuran berhala baru terjadi saat penduduk Mekkah masuk Islam secara berbondong-bondong. Bahkan penduduk Mekkah ikut serta dalam proses penghancuran Ka'bah, karena mereka sudah masuk Islam.
Tentu hukumnya beda dengan sikap kita kepada rumah ibadah agama lain. Di dalam syariah Islam, haram hukumnya umat Islam menghancurkan rumah ibadah agama lain. Terutama rumah ibadah yang ada di negeri muslim, dimana para pemeluk agamanya sudah terikat perjanjian damai dengan penguasa muslim.
Betlehem yang diyakini sebagai tempat suci umat Kristiani, ketika jatuh ke tangan umat Islam lewat penaklukan, juga tidak dihancurkan oleh Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu. Demikian juga gereja-gereja yang ada di Mesir, tidak dirusak oleh Amr bin Al-Ash tatkala menaklukkannya.
Gereja megah Aya Sofia pun tetap masih berdiri kokoh hingga hari ini di Istambul. Padahal umat Islam berkuasa disana hingga 800-an tahun. Pagoda, Vihara dan Kuil yang ada di India pun masih utuh hingga hari ini, padahal umat Islam berkuasa disana ratusan tahun.
Para wali songo pun juga tidak pernah merusak candi Borobudur atau Prambanan serta ratusan candi lainnya. Sebab syariah Islam tidak diturunkan untuk merusak atau merobohkan tempat ibadah agama lain.
Dan menghancurkan candi, gereja, biara, kuil, di negeri kita juga termasuk haram hukumnya.

Bali : Islam dan Non Islam
Benar sekali bahwa di Bali banyak orang-orang non muslim, baik mereka yang berwisata maupun yang merupakan penduduk asli. Dan tidak salah kalau di pulau itu banyak terjadi kemaksiatan, baik yang berupa syirik konvensional atau pun kemaksiatan modern.
Maka kalau ada pandangan negatif terhadap keberadaan pulau Bali dalam kacamata Islam, kita tidak bisa 100% menyalahkan. Sebab realitasnya memang demikian.
Akan tetapi tidak berarti pulau Bali itu hanya melulu berisi orang kafir, syirik dan kemaksiatan. Ternyata kalau kita teliti, Islam bukan hal yang asing di Bali. Setidaknya kalau kita lihat statistik, ternyata jumlah penduduk muslim di Bali cukup besar juga untuk ukuran wilayah minoritas.
Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali mengeluarkan data bahwa setidaknya pada tahun 2005, dari 3 jutaan penduduknya, ada sekitar 198.000-an penduduk Bali yang beragama Islam. Bandingkan dengan pemeluk agama Budha yang hanya 20 ribuan orang. Juga yang beragama Kristen Katolik yang cuma 22 ribu, atau pemeluk Kristen Protestan yang hanya 44 ribuan. Dengan demikian, Islam adalah agama terbesar kedua di Bali setelah agama Hindu.
Juga jangan dipungkiri bahwa jumlah masjid pun tidak sedikit di pulau itu. Tempat peribadatan umat Islam terdapat di hampir semua kabupaten di Bali. Di setiap kabupaten, rata-rata jumlahnya lebih dari dua masjid.
Akultutasi unsur Islam-Hindu yang terjadi ratusan tahun silam memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik. Sejumlah masjid yang ada di Bali menunjukkan perkawinan arsitektur Bali dan Arab.
Kalau dahulu seorang muslim kesulitan mencari rumah makan halal di Bali, sekarang semua tersedia di setiap tempat. Mulai dari masakan Jawa, Padang hingga khas Arab pun tersedia.

Awal Dakwah Islam di Bali
Beberapa literatur menyebutkan bahwa keberadaan Islam di pulau Bali bukan hal yang baru. Setidaknya Islam sudah tercatat eksis disana sejak abad XIV, yakni pada zaman kekuasaan Raja Dalem Waturenggong (1480-1550). Raja Dalem Waturenggong berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Saat kembali ke Bali, beliau diiringkan oleh 40 orang pengawal beragama Islam. Ke-40 pengawal tersebut kemudian diijinkan menetap di Bali, bertugas sebagai abdi kerajaan Gelgel (Klungkung bagian Selatan). Mereka dianugerahi pemukiman dan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Gelgel. Itulah masjid pertama di Bali.

Islam juga masuk ke Bali lewat Pulau Serangan pada awal Abad XVII. Pada saat itu para ulama dan saudagar Islam serta Laskar Bugis merapat menggunakan perahu Pinisi. Kedatangan saudagar dan Ulama Bugis disambut hangat oleh Raja Puri Pemecutan, Badung, yang berkuasa saat itu.

Catatan sejarah lain masuknya Islam ke Bali yakni saat Raja Karangasem, Anak Agung Ketut Karangasem menyerang Pulau Lombok sekitar tahun 1690. Dalam penyerangan tersebut, Raja Karangasem berhasil menaklukkan kerajaan Pejanggik dan menguasai sebagian wilayah Kerajaan Mataram atas jasa Pangeran Dadu Ratu Mas Pakel, putra Raja Mataram. Sebagai tanda jasa Pangeran Dadu Ratu Mas Pakel beserta pengikutnya yang beragama Islam diberi tempat terhormat di Karangasem. Ketika meninggal, jasad Sang Pangeran dimakamkan di di Istana Taman Ujung. Komunitas inilah yang menjadi cikal-bakal kampong-kampung Islam di wilayah Karangasem.

Sunan Mas Prapen cucu Sunan Giri kemudian mendirikan Masjid Ampel, sekitar 500 meter dari Puri Karangasem. Masjid tersebut dibangun di atas tanah seluas 4.500 meter persegi pemberian Raja Karangasem. Arsitektur Masjid Ampel Karangasem serupa dengan Masjid Ampel, Gresik Jawa Timur.
Jadi tinggal bagaimana cara kita memandang, apakah kita mau lihat pulau Bali sebagai pulau kekafiran dan kemaksiatan, lantas kita jauhi dan kita musuhi, ataukah kita memandang bahwa pulau Bali adalah bagian dari sambungan perjuangan dakwah Islam yang sudah pernah dirintis sebelumnya. Dalam hal ini, memang umat Islam sering berbeda pandangan.

Muslim Masuk Tempat Ibadah Orang Kafir
Pada dasarnya tempat yang diharamkan untuk dimasuki oleh seorang muslim bukanlah tempat-tempat ibadah agama lain. Yang diharamkan untuk dihadiri tempat ibadah agama lain bila di dalamnya sedangkan dilakukan peribadatan,
Dalilnya adalah firman Allah SWT
 قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلاَ أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلاَ أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ وَلاَ أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah,"Hai orang kafir, Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Kamu bukan penyembah tuhan yang kami sembah. Dan Aku bukan penyembah tuhan yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. (QS. Al-Kafirun : 1-6)
Sedangkan hukum memasuki rumah ibadah agama lain, apabila sedang tidak dilakukan ritual ibadah, pada dasarnya tidak ada larangan.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu berkata,"Janganlah kalian masuk ke rumah ibadah agama lain pada saat hari perayaan ibadah mereka. Karena murka Allah turun kepada mereka. (HR Al-Baihaqi dalam As-Sunan 9/234, Abdurrazaq dalam Al-Mushannif, no. 1609)
Lihat Iqtidha Shirath Al-Mustaqim karya Syaikhul Islam 1/455 dan juga kitab Al-Adab Asy-Syar'iyah jilid 3 halaman 442.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Abu Musa radhiyallahu anhuma dalam kitab Asy-Syarh, bahwa tidak ada larangan untuk melakukan shalat di dalam tempat ibadah agama lain, asalkan suci atau bersih dari najis.
Mazhab Al-Hanabilah membolehkan seorang muslim melakukan shalat di dalam rumah ibadah agama lain, tanpa karahah.
Al-Kasani dari mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa tidak terlarang hukumnya bagi seorang muslim untuk shalat di dalam rumah ibadah agama lain, asalkan bukan dengan berjamaah.
Kalau pun Al-Hanafiyah memakruhkan seorang muslim masuk ke rumah ibadah agama lain, penyebabnya bukan karena keberadaan rumah ibadah itu, melainkan mereka meyakini bahwa di dalamnya banyak syetan yang berkumpul. Namun tetap saja mereka tidak sampai mengharamkannya.
Sedangkan mazhab Asy-Syafi'iyah ketika melarang umat muslim memasuki rumah ibadah agama lain, alasannya hanya bila hal itu tidak mendapat izin dari pemeluk agama yang bersangkutan. Sebaliknya, bila mereka sendiri mengizinkan, maka tidak ada larangan untuk memasukinya.
Sedangkan Al-Imam Ibnu Tamim menegaskan bahwa tidak ada larangan buat seorang muslim untuk memasuki rumah ibadah agama lain, bahkan untuk shalat di dalamnya, selama tidak ada patung yang disembah.
Berbeda dengan semua fatwa di atas, Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta milik Kerajaan Saudi Arabia saat ditanya tentang hukum masuknya seorang muslim ke gereja, baik itu untuk menghadiri sembahyang mereka atau mendengarkan ceramah, mereka mengatakan bahwa seorang muslim tidak boleh masuk ke tempat-tempat ibadah kaum kuffar karena banyaknya keburukan mereka.

Lalu Wisata ke Bali, Haramkah?
Setelah berputar-putar kesana kemari, sekarang mungkin antum akan bertanya to the point, kalau begitu berwisata ke Bali buat seorang muslim, haram apa tidak?
Jawabannya pada dasarnya berwisata kesana tidak terlarang, karena tidak semua objek wisata di Bali selalu negatif dan maksiat. Disana ada wisata alam yang indah, baik pegunungan dengan hamparan sawah menghijau, atau laut lepas dengan pasir yang nyaman untuk melepas lelah dan kepenatan. Bahkan juga tersedia arena bemain anak-anak yang positif dan mendidik. Ini bukan promosi tapi ini realita.
Wisata ke Bali baru terlarang dan haram bila selama disana kita melakukan hal-hal yang nyata-nyata diharamkan. Misalnya, ikut berbagai ritual peribadatan agama Hindu, seperti ikut memberikan sesaji, termasuk ikut mempercayai tahayul dan kepercayaan-kepercayaan mereka. Ini jelas haram hukumnya secara mutlak.
Juga termasuk haram bila disana kita melakukan wisata dengan melanggar ketentuan Allah seperti mabuk, minum khamar, pesta seks, berzina, cuci mata menonton aurat wanita, atau ikut mengumbar aurat juga. Walau pun tempatnya di pantai, bukan berarti lantas mengumbar aurat jadi boleh.
Apalagi bila wisata itu menggunakan uang hasil nilep uang negara yang haram hukumnya, seperti hasil korupsi, uang sogokan, apa pun namanya. Tentu hukumnya haram 2 kali lipat.
Selama berwisata ke Bali, sebagai muslim tetap wajib shalat fardhu, walau pun dijama' atau qashar. Masjid cukup banyak tersedia disana, sehingga kita tidak perlu bersusah-susah mencarinya. Dan haram hukumnya kita makan di sembarang tempat kecuali kita yakin kehalalannya. Alhamdulillah, wisata kuliner yang khusus buat muslim pun saat ini cukup memadai.
Urusan oleh-oleh, tetap haram buat kita beli oleh-oleh berupa patung, walau pun sekedar buat hiasan. Karena Islam mengharamkan patung dari makhluk bernyawa atau benda hidup, mulai dari jual-belinya sampai memajangnya di dalam rumah. Topeng Bali kalau merupakan representasi dari setan atau dewa dan sejenisnya, juga termasuk hal yang haram dimiliki buat seorang muslim.
Kalau mau beli souvenir, carilah yang gambarnya pemandangan alam, baik laut atau pohon-pohon. Jangan yang gambar maksiat atau tempat ibadah agama lain.
Lepas dari semua itu, berwisata ke wilayah Islam tentu tetap lebih utama, apalagi bila bisa sekalian Umroh ke tanah suci. Misalnya berwisata ke Spanyol untuk melihat bagaimana megahnya peradaban Islam berjaya lebih dari 500 tahun lamanya. Atau ke Turki yang juga masih menjadi saksi kejayaan khilafah Islam terakhir.
Tapi buat saya dan teman-teman yang pas-pasan, wisata ke masjid Istiqlal di Jakarta pun jadilah. Murah, meriah, bahkan tidak bayar alias gratis. Jadi mungkin ini lebih cocok buat saya. Cukup bawa nasi bungkus dari rumah, kita bisa berwisata seharian sambil i'tikaf dan menyelesaikan bacaan Quran. Paling-paling orang bilang, wisata kok gratisan. Kita jawab, biarin aja, yang penting hati senang. Ya, nggak?
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Olee : Ahmad Sarwat, Lc

sumber :  http://warnaislam.com/syariah/kontemporer/2009/12/14/2520/Hukum_Wisata_ke_Bali.htm

September 06, 2010

10 Pintu Terbesar yang Dimasuki Syetan

Saudaraku, ketahuilah bahwa hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya. Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini kami akan menunjukkan pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa memasukinya. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dalam permasalah ini.

Pintu pertama:
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah.

Pintu ketiga:
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat:
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat.

Pintu kelima:
Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pinta keenam:
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Pintu ketujuh:
Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

Pintu kedelapan:
Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

Pintu kesembilan:
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.

Pintu kesepuluh:
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya.

Rujukan: Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy

Sumber : http://wari-wagito.blogspot.com/2010/05/berhati-hatilah-ada10-pintu-setan-dalam.html

September 05, 2010

12 Konsep Kota Bawah Laut yang Menakjubkan


Yang kita tahu sekarang ini populasi manusia di dunia sudah sangatlah padat, tanah untuk menampung semua penduduk juga semakin menyempit, hal itulah yang akan mendorong sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Kota bawah laut, yupss.. kota bawah laut mungkin akan dibangun ketika daratan bumi sudah sesak oleh bangunan-bangunan, manusia, dan juga sekarang air laut telah meningkat. Lebih dari 70% dari bumi tertutup air, laut akan menelan semua yang berada di sekitar garis pantai. 12 ide ini telah dibicarakan, fiksi ilmiah untuk membangun proyek besar besaran di bawah laut, mungkin bumi kita akan mempunyai dunia akuatik permanen.

1. Sub Biosphere 2
Bayangkan saja sebuah kota yang mengambang di permukaan laut dan bisa kembali ke dasar laut. Kota ini mempunyai segala kebutuhannya, Sub Biosphere 2 adalah konsep kota terendam yang mempunyai 8 bagian dan 1 pusat, yaitu didalamnya ada tempat tinggal, lapangan pekerjaan, dan pertanian biomes yang mengelilingi sebuah biome pusat besar yang berisi semua kebutuhan dan peralatan agar kota ini tetap hidup. Secara teoritis, kota ini dapat menampung kebutuhan yang cukup untuk waktu yang sangat lama, Sub Biosphere 2 juga merupakan bank benih yang bisa bertahan jika ada badai perang nuklir.

2. The Gyre – A Floating Skyscraper



Secara teknis, konsep ini adalah konsep bangunan pencakar langut yang mengambang di dasar laut. Bangunan ini dapat mengatur tinggi hingga 400 dari dasar laut ke permukaan laut. Di permukaan laut ada 4 lengan gedung yang berguna sebagai pelabuhan besar. Bangunan ini didukung energi matahari, energi angin dan energi gelombang. Di dalamnya terdapat stasiun penelitian dan sebuah resort lengkap dengan toko-toko, taman, restoran, dan tempat hiburan.

3. Jellyfish-Inspired Ocean City for Australia



Beberapa kota bawah laut terdapat di dasar dan tidak terlihat. Konsep kota ini terinspirasi dari ubur-ubur dari Australia, bangunan ini berkonsep seperti organisme yang masing-masing bangunannya memiliki tugas khusus, seperti memproduksi makanan, dan tempat perumahan. Konsep ini dirancang oleh Arup Biometrik untuk sekarang dan ketika terjadi persaingan urbanisasi di Australia. Bangunan ini sangatlah elegan, karena dapat mengapung dan mengalir mengikuti alunan gelombang laut.

4. Trilobis 65 Underwater Home



The 65 Trilobis diciptakan oleh Giancarlo Zema Design Group, pada tahun 2001 dan tidak proyek hanya pencipta atau paling menarik, yang memiliki kurikulum yang luas dan imajinatif di daerah ini. Pada intinya, konsep ini cukup sederhana: sebuah bentuk oval dengan panjang 20 meter dibagi menjadi empat tingkat dihubungkan dengan tangga spiral pusat. Tingkat terendah adalah gelembung kaca besar yang memungkinkan pengamatan di bawah air sedangkan tingkat atas memiliki kamar tidur, makan, sosial dan daerah kontrol.Aspek yang sangat menarik dari kapal pesiar ini / rumah adalah kemungkinan itu pengelompokan dengan yacht lain dari typa yang sama, menciptakan "koloni mengambang" atau komunitas. untuk membuat yang mungkin, buritan memiliki bentuk bundar yang memungkinkan untuk cocok dalam ponton melingkar.Tanpa ragu, Ini konsep masa depan.Trilobis 65 mempunyai empat tingkat terpisah yang dihubungkan dengan tangga. Tingkat teratas adalah 3,5 meter di atas permukaan laut. Tingkat berikutnya di 1,4 meter di atas permukaan laut. Tingkat ketiga terletak di 0,8 meter di bawah permukaan laut dst.

5. Amsterdam’s Underwater Future
Penduduk Amsterdam semakin padat karena penduduknya semakin bertambah dan tanah disini juga tidak luas, masalah akan bertambah buruk jika air laut semakin menaik akibat pemanasan global. Ada konsep arsitektur bangunan bawah laut untuk kota ini, bangunan ini mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Perancang Moshe Zwarts merancang suatu sistem pengeringan, saluran udara dan ruang untuk parkir, belanja dan juga rekreasi.

6. Water-scraper Self-sufficient Floating City


Kota ini adalah kombinasi dari the Gyre – A Floating Skyscraper dan Jellyfish-Inspired Ocean City for Australia, kota ini merupakan kota bawah laut pencakar langit yang terbaik yang menggunakan teknologi biomimicry yang menakjubkan. Perancang Sarly Adre bin Sarkum dari Malaysia mengatakan "tentakel yang bercahaya di kota ini akan memberikan fauna-fauna laut tempat tinggal dan berkumpul sambil mengumpulkan energi melalui gerakan kinetik.



7. Hydropolis Hotel


Hydropolis Underwater Hotel and Resort merupakan sebuah hotel terencana yang akan menjadi resor mewah bawah laut pertama di dunia. Terletak 66 kaki di bawah permukaan teluk persia, lepas pantai Jumeira di Dubai. Dilengkapi dengan beton dan besi, dinding plexiglas dan atap melengkungnya akan membolehkan tamu melihat ikan dan makhluk laut lainnya. Terbagi menjadi tiga bagian: Stasiun darat, dimana tamu disambut; terowongan penghubung, yang akan mengangkut tamu menggunakan kereta menuju wilayah utama hotel; dan 220 suite di komplek bawah laut itu. Luasnya akan mencapai 260 hektar, seluas Hyde Park di London, dan senilai £300 juta. Hotel ini dianggap sebagai hotel berbintang 10.hotel tersebut dijadwalkan dibuka tahun 2007. Tetapi, pada februari 2008, peluncuran Hydropolis ditunda, karena masalah biaya dan dampak proyek terhadap kehidupan laut, proyek ini telah mengalami penundaan besar, dan dijadwalkan dibuka tahun 2009. Hotel itu, bersama dengan proyek kembar lainnya, sedang dibangun oleh Crescent Hydropolis Holdings LLC, sebuah firma yang secara khusus dibentuk untuk pembangunannya. Perancangnya adalah Joachim Hauser. 

8. Poseidon Undersea Resort

 

Poseidon Undersea resort terletak di sebuah pulau pribadi yang mempunyai luas 225 hektar di dekat kepulauan Fiji, Samudra Pasifik. Paket yang ditawarkan oleh Poseidon Undersea resort yaitu menginap selama satu minggu (7 hari 6 malam) dengan 4 malam pertama menginap di sebuah bungalo luas yang sangat indah. Di bungalo ini, para tamu bisa menikmati semua fasilitas yang dimiliki oleh poseidon undersea resort, diantara lain : Makan malam, spa, scuba diving, parasailing dan melakukan tur dengan menggunakan kapal selam. Bahkan hotel ini menyediakan paket pernikahan yang fantastis apabila anda tertarik untuk melangsungkan pernikahan di hotel mereka. Harga yang ditawarkan oleh Poseidon Undersea resort untuk menginap selama satu minggu adalah $15.000 per orang atau sekitar 150 juta rupiah. Berarti anda harus merogoh kocek sekitar 22 juta untuk menginap sehari.

9.  Alexandria’s Underwater Museum


Hanya sedikit orang yang pernah melihat sisa-sisa dari peninggalan Alexandria kuno di laut Mediterania. Tapi semua harta tersebut telah ditemukan oleh pada tahun 1990-an, termasuk 26 patung Sphinx. Museum ini akan menjadi museum bawah air pertama di dunia, bangunan ini mempunyai 4 layar yang berfungsi sebagai kompas. Museum ini juga akan mengikuti konvensi UNESCO dalam pelestarian warisan budaya bawah air. Perancang masih akan menentukan bagaimana membangun museum ini tanpa mengganggu atau merusak artefak-arfefak yang tak ternilai tersebut.

10. Minnesota’s Secret Underwater City


Sejak tahun 1996, orang telah terpesona oleh rahasia kota bawah laut, terutama kota bawah laut kuno, tetapi kota yang satu ini tidak berada di bawah laut. Kota ini berada jauh di dalam sungai Minnesota. “Official Mankato, MN web page” sudah banyak memikat wisatawan yang ingin mengunjungi sungai ini. Kota ini diperkirakan sudah ada sekitar 4.000 sm, yang telah dikonfirmasi oleh "“World Famous Astrogeologist Seymour bottoms.” situs ini diciptakan oleh seorang profesor di Minnesota State University untuk menunjukkan kepada murid-muridnya tentang keberadaan kota tersebut. Tetapi dalam situs ini mengatakan bahwa anda tidak harus percaya tentang kota ini, dan situs ini juga membuat beberapa orang sangat kecewa dan juga membuat bingung para wisatawan.

11. Bioshock’s Underwater City of Rapture

Konsep kota ini tidak mungkin menjadi kenyataan, tetapi kota bawah air yang paling menakjubkan yang pernah dibayangkan. Kota ini adalah kota yang ada dalam permainan Bioshock 2, awalnya bangunan ini dibuat sebagai perlindungan pasca perang dunia II. Gambar ini adalah salah satu dari beberapa konsep seniman yang menggambarkan kemuliaan Art Deco.

12. R’lyeh, Home of Cthulu 


Jauh sebelum salah satu kota di bawah laut yang di impi-impikan manusia, ada sebuah gambaran dari H.P. Lovecraft’s of R’lyeh kota metropolis yang paling menarik, yaitu Atlantis. Seorang ilustrator bernama John Coulthart menggambarkan bahwa kota bawah laut adalah kota yang sangat menyeramkan karena kehidupan di laut tidak seperti kehidupan di darat.


Note : Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini kalau Allah menghendaki pasti akan terwujud. misalnya saja teknologi 3G, yang dulunya hanya hayalan belaka akan tetapi siapa sangka bisa dibuat, yang dulu hanya kital ihat pada film fiksi yang dibuat oleh MGM. Nah, Semoga Konsep ini bisa terwujud. Insya Allah