October 19, 2010

Niqab Berubah Menjadi Gaya Hidup Masyarakat Inggris

LONDON (Berita SuaraMedia) – Niqab adalah bagian dari "Gaya hidup orang Inggris" dan seharusnya dirayakan bersamaa dengan simbol-simbol keagamaan seperti halnya dengan salib dan patung kristus, menurut sebuah laporan yang diberitakan pada pekan lalu. Para penentang dari jilbabjilbab seluruh wajah tersebut mengklaim bahwa pakaian tersebut menindas para wanita dan menunjukkan sebuah pembatas antara mereka yang mengenakan pakaian tradisional dan seluruh masyarakat.

Namun dalam sebuah laporan baru dari organisasi think-tank, Alveena Malik, seorang mantan penasihat keagamaan untuk pemerintahan Buruh yang terakhir, mengatakan bahwa ujian apakah simbol-simbol keagamaan adalah layak, seharusnya didasarkan pada apakah mereka praktis atau tidak. Para politisi di Perancis dan belgia telah memilih dalam mendukung pelarangan jilbab menyeluruh tersebut, atau "niqab", dan negara-negara Eropa yang lainnya dianggap mempertimbangkan tindakan yang serupa.

Dalam sebuah laporan baru, "Women, Islam and Western Liberalism" (Wanita, Islam dan Liberalisme Barat), Malik mengatakan: "Kita di Inggris Raya harus mengambil sebuah arah yang berbeda dari yang lainnya di Eropa dan untuk menerima jilbab tersebut sebagai bagian dari sebuah gaya hidup modern orang-orang Inggris." Ia melanjutkan: "Pemakaian simbol-simbol keagamaan, termasuk jilbab menyeluruh, seharusnya sebuah hak asasi manusia yang fundamental dari seorang individu di keduanya, baik di lingkungan publik maupun swasta.
"Ujian nyata bagi simbol-simbol keagamaan di dalam lingkungan publik seharusnya pertanyaannya selalu: 'Apakah penggunaan sebuah simbol (seperti kirpan, surban, yarmulke, salib, patung kristus dan jilbab) menghalangi kemampuan seorang warga negara untuk melakukan kewajiban-kewajiban sipil publik mereka?"
Malik ditunjuk oleh pemerintah sebelumnya untuk sebuah panel para penasehat keagamaan untuk Departemen Komunitas. Ia telah mengawasi bimbingan Dewan Inggris tentang "dialog antar-budaya."Laporan tersebut memperingatkan Inggris Raya terhadap gugatan negara Eropa lainnya dalam melarang pakaian Muslim. Inggris Raya berada pada sebuah posisi yang "unik" untuk memeluk semacam tampilan publik dari keagamaan dari peranan yang gereja mainkan dalam urusan-urusan pemerintah dan "keanekaragaman multikulturalnya".
Banyak seruan telah meningkat untuk pemerintah Inggris melarang jilbab wajah tersebut di tempat-tempat publik. Anggota Parlemen Perancis Jacques Myrad pada Jum'at waktu setempat mengkritisi London untuk apa yang ia sebut dengan kegagalan untuk mengikuti langkah Pernacis dalam melarang jilbab tersebut.

"Memperbolehkan para wanita untuk mengasingkan diri mereka sendiri dari masyarakat dengan mengenakan jilbab menyeluruh membuat para radikal sangat nayaman, dan Inggrs seharusnya menyadari hal ini," kata Myrad, seorang anggota senior partai UMP pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy.

Bulan lalu, Perguruan Tinggi Burnley di lanchasire melarang jilbab wajah di kampus. Legislator Phillip Hollobone telah mendaftarkan sebuah rancangan undang-undang dalam parlemen menyerukan Inggris untuk mengikuti Perancis dan melarang penggunaan jilbab tersebut di tempat-tempat umum.
Partai Independen sayap kanan Inggris (UKIP) juga telah mendukung seruan untuk sebuah pelarangan jilbab setelah pemilihan Perancis.
Inggris Raya adalah rumah bagi sebuah minoritas Muslim yang jumlahnya lumayan besar, diperkirakan hampir 2 juta. (ppt/tlg/oi)