Para kesatria di atas kuda bisa merusak formasii pasukan musuh.
lumba-lumba angkatan laut membatu membersihkan Pelabuhan Umm Qasr dari
ranjau. tentara Roma dan Yunani menggunakan lebah untuk menghalangi
musuh.
Itulah sebagian hewan yang digunakan dalam perang. Hewan-hewan bisa jadi "senjata biologis" karena kemampuan mereka, paling tidak pada saat itu, tidak dapat disamai oleh kemampuan mesin. Berikut ini adalah sejumlah hewan yang seringkali dimanfaatkan dalam konflik.
Kelelawar
Itulah sebagian hewan yang digunakan dalam perang. Hewan-hewan bisa jadi "senjata biologis" karena kemampuan mereka, paling tidak pada saat itu, tidak dapat disamai oleh kemampuan mesin. Berikut ini adalah sejumlah hewan yang seringkali dimanfaatkan dalam konflik.
Kelelawar
Kemarahan
Amerika Serikat atas serangan Jepang ke Pearl Harbor menelurkan ide
memasang bom di kelelawar. Percikan api diharapakan dapat dipicu untuk
membakar kota-kota Jepang saat kelelawar ini bertengger di atap
bangunan. Namun rencana ini batal, karena dalam pengujian banyak
kelelawar tidak kooperatif dan kabur. Hingga kini, ilmuwan Pentagon
masih mempelajari bagaimana mekanisme terbang kelelawar ini untuk
mengembangkan desain pesawat dan robot mata-mata.
Unta
Di masa
lampau, hewan ini banyak digunakan di kawasan panas dan kering di
Afrika Utara dan Timur Tengah. Karena unta memiliki kemampuan bertahan
di kondisi ekstrem dan seringkali tanpa air, di masa perang hewan ini
cukup berguna. Bau unta kabarnya membuat takut kuda-kuda yang digunakan
musuh. Tentara Persia terkadang mempersenjatai unta mereka. Sedangkan
prajurit Arab seringkali menunggang unta saat penyerbuan untuk
menaklukan suatu daerah. Peran unta dalam perang merosot sejak
berkembangnya senjata api. Tapi, unta masih terlihat digunakan saat
Perang Dunia I.
Lebah
Sengat lebah bisa jadi senjata
mematikan. Di zaman dulu, tentara Roma dan Yunani menggunakan lebah
untuk menghalangi musuh. Penggunaan lebah berlanjut saat abad
pertengahan, Perang Dunia I, dan Perang Vietnam. Ilmuwan Amerika Serikat
juga menemukan kegunaan lebah untuk tujuan damai, yakni mendeteksi
ranjau darat.
Singa laut
Mamalia ini mampu melihat dalam
kondisi cahaya minimal serta bisa mendengar di bawah permukaan air.
Singa laut juga bisa berenang dengan kecepatan hingga 40 km/jam dan
menyelam hingga kedalaman 300 meter. Dengan kemampuan ini, angkatan laut
AS melatih singa laut untuk menandai ranjau.
Merpati
Hewan
ini memiliki kemampuan navigasi sehingga bisa kembali ke sarang meskipun
telah menempuh perjalanan ratusan kilometer. Puncak kepopuleran
penggunaan merpati terjadi pada saat Perang Dunia I, saat tentara sekutu
menggunakan 200.000 merpati untuk keperluan komunikasi. Seekor Merpati
bernama Cher Ami mendapat penghargaan setelah mengirim 12 pesan untuk
benteng di Verdun, Prancis. Bangsa burung pensiun dari tugas militer
setelah teknologi komunikasi berkembang pesat.
Lumba-Lumba
Hewan
ini memiliki sonar biologis untuk mencari ranjau berdasarkan konsep
gema. Pada masa Perang Teluk dan Perang Irak, lumba-lumba milik angkatan
laut membantu membersihkan pelabuhan Umm Qasr dari ranjau.
Gajah
Hewan
besar ini bisa menginjak tentara, menusukkan gading, dan melempar orang
dengan belalainya. Kerajaan kuno di India diperkirakan menjadi kerajaan
pertama yang menjinakkan gajah. Tapi, kemampuan ini segera menyebar ke
Persia dan Timur Tengah. Alexander Agung dikabarkan pernah menemui
sepasukan gajah saat mencoba menaklukan suatu daerah. Kuda seringkali
takut dengan pemandangan dan bau Gajah. Tentara manusia juga merasa
diteror secara psikologis dengan bentuk Gajah yang sangat besar.
Keledai
Tidak
sehebat hewan perang lainnya, tapi ribuan pasukan akan menderita jika
tak ada Keledai. Pasalnya, hewan inilah yang didaulat membawa makanan,
bahkan persenjataan dan barang-barang lain yang dibutuhkan militer.
Dulu, tentara Roma membawa satu Keledai tiap 10 legiun. Napoleon
Bonaperte juga menaiki keledai saat melintasi Alpen. Keledai masih
sering mendapat tugas militer hingga saat ini. Tentara AS bergantung
pada hewan ini untuk mengantar barang ke pos-pos terpencil di pegunungan
Afghanistan.
Anjing
Orang-orang Spanyol menggunakan anjing
yang dipersenjatai saat menaklukan Amerika Selatan di abad ke-16. Anjing
juga berperan besar selama konflik di abad pertengahan di Eropa. Tugas
anjing di masa modern kini meliputi mendeteksi bom dengan indera
penciuman. Di Irak dan Afghanistan, anjing militer dikenakan rompi
antipeluru demi menjamin keamanan selama bertugas.
Kuda
Nah,
ini hewan yang paling populer saat perang berlangsung. Manusia telah
menjinakkan kuda setidaknya sejak 5.500 tahun lalu. Para kesatria di
atas kuda bisa merusak formasipasukan musuh. Stabilitas di atas pelana
dan sanggurdi membuat prajurit Mongol dapat berperang dan menembakkan
panah dari atas kuda. Pertempuran besar dengan memanfaatkan kuda tidak
berakhir, hingga tank dan senapan mesin muncul menjadi favorit.
No comments :
Post a Comment