JAKARTA--MICOM: Radiasi jaringan wireless fidelity (WiFi) yang memungkinkan kita berkomunikasi secara online menjadi musuh baru bagi pohon-pohon.
Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan pohon yang ditanam berdekatan dengan router nirkabel mengalami kerusakan di kulit kayu dan sebagian dedaunan mati. Hal ini menimbulkan kekhawatiran apabila radiasi WiFi berpengaruh pada tubuh manusia.
Kota Alpen aan den Rijn di sebelah Barat meminta penelitian ini lima tahun lalu setelah para pejabat menemukan kelainan yang tidak bisa dijelaskan pada pohon-pohon di sekitar mereka.
Para peneliti mengambil sampel 20 abu pohon, ternyata mereka terkena berbagai macam radiasi selama tiga bulan. Pohon-pohon itu terkena enam sumber radiasi berfrekuensi antara 2412-2472 MHz dan berdaya 100 mW yang berjarak 20 inci.
Selain itu pohon-pohon yang ditempatkan terdekat dengan radio WiFi menyebabkan lapisan epidermis daun rusak bahkan bisa memperlambat pertumbuhan tongkol jagung.
Sekitar 70% dari semua pohon di perkotaan menunjukkan gejala yang sama. Padahal lima tahun lalu hanya sebesar 10%. Tapi pepohonan di kawasan hutan padat tidak terpengaruh.
Namun peneliti dari Universitas Wageningen belum mengkonfirmasi hasil penelitian dan survei mereka, karena dibutuhkan studi lebih lanjut apakah sinyal WiFi disalahkan atas kondisi pohon-pohon di perkotaan.
Ilmuwan lain menyatakan keraguan dari hasil studi. "Karya ini belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Sehingga kami tidak memiliki rincian penelitian," kata Dr. Michael Clark dari Health Protection Agency.
"Namun kami mencatat tahun lalu ada klaim di media berita dan sebuah situs bahwa sinya WiFi dan sinyal ponsel berpengaruh pada koloni lebah".
"Hal-hal seperti ini telah ada sejak lama. Tidak ada yang baru tentang emisi WiFi. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya,"kata Marvin Ziskin seorang profesor radiologi dan fisika medis di Temple University, Amerika Serikat. Studi ini akan menjadi subyek sebuah konferensi di Belanda pada Februari tahun depan. (dailymail/OL-9)
Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan pohon yang ditanam berdekatan dengan router nirkabel mengalami kerusakan di kulit kayu dan sebagian dedaunan mati. Hal ini menimbulkan kekhawatiran apabila radiasi WiFi berpengaruh pada tubuh manusia.
Kota Alpen aan den Rijn di sebelah Barat meminta penelitian ini lima tahun lalu setelah para pejabat menemukan kelainan yang tidak bisa dijelaskan pada pohon-pohon di sekitar mereka.
Para peneliti mengambil sampel 20 abu pohon, ternyata mereka terkena berbagai macam radiasi selama tiga bulan. Pohon-pohon itu terkena enam sumber radiasi berfrekuensi antara 2412-2472 MHz dan berdaya 100 mW yang berjarak 20 inci.
Selain itu pohon-pohon yang ditempatkan terdekat dengan radio WiFi menyebabkan lapisan epidermis daun rusak bahkan bisa memperlambat pertumbuhan tongkol jagung.
Sekitar 70% dari semua pohon di perkotaan menunjukkan gejala yang sama. Padahal lima tahun lalu hanya sebesar 10%. Tapi pepohonan di kawasan hutan padat tidak terpengaruh.
Namun peneliti dari Universitas Wageningen belum mengkonfirmasi hasil penelitian dan survei mereka, karena dibutuhkan studi lebih lanjut apakah sinyal WiFi disalahkan atas kondisi pohon-pohon di perkotaan.
Ilmuwan lain menyatakan keraguan dari hasil studi. "Karya ini belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Sehingga kami tidak memiliki rincian penelitian," kata Dr. Michael Clark dari Health Protection Agency.
"Namun kami mencatat tahun lalu ada klaim di media berita dan sebuah situs bahwa sinya WiFi dan sinyal ponsel berpengaruh pada koloni lebah".
"Hal-hal seperti ini telah ada sejak lama. Tidak ada yang baru tentang emisi WiFi. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya,"kata Marvin Ziskin seorang profesor radiologi dan fisika medis di Temple University, Amerika Serikat. Studi ini akan menjadi subyek sebuah konferensi di Belanda pada Februari tahun depan. (dailymail/OL-9)
No comments :
Post a Comment